Aku seorang mahasiswi swasta di
Surabaya, aku memang tidak terlalu cantik, tetapi kulitku putih mulus.
Kedua orang tuaku tinggal di Jakarta dengan kedua adikku. Kebetulan saat
ini adalah liburan sekolah, jadi aku sama sekali tidak punya kegiatan.
Liburan kali ini aku sedang malas pulang. Aku mempunyai kebiasaan yang
agak aneh, yaitu aku suka apabila ada orang, apalagi dari golongan
tukang becak, tukang sampah, tukang bangunan, maupun para penjual
makanan dan minuman, memperhatikan payudaraku. Dan untuk ukuran anak
seusiaku, ukurannya terlalu besar, yaitu 40C, tetapi agak menggantung,
dengan puting berwarna merah kecoklatan, karena sering
kupelintir-pelintir.
.
Ada saja caraku menarik perhatian
mereka. Kalau aku memanggil bakso, aku sengaja tidak memakai BH,
sehingga putingku menonjol dari balik kaosku. Orang belakang rumahku
sedang membangun rumah, sehingga banyak tukang di sana. Aku sengaja
berolah raga lompat tali tanpa memakai BH di halaman belakang, sehingga
payudaraku bergoyang kesana-kemari, dan tentu saja hal ini diperhatikan
oleh tukang-tukang itu. Setelah puas berolah raga, kaosku menjadi basah
oleh keringat, sehingga payudara dan juga putingku terlihat jelas dari
balik kaos. Aku memanggil seorang penjual minuman keliling. Tentu saja
itu membuat dia tercengang, karena melihat payudaraku yang besar ini
dengan jelas dari balik kaosku yang basah. Setelah selesai minum, aku
bertanya, “Berapa mas?” tanyaku, dia tidak menjawab, hanya terdiam dan
mengagumi keindahan payudaraku. Lalu aku pura-pura menjatuhkan uang dan
mengambilnya. Spontan saja payudaraku ini bergelantungan dengan
indahnya, dan terlihat sebagian dari lubang leher kaosku. Sesaat
kemudian dia menjawab, “Mbak, kalo dibayar pake itu gimana?” katanya
sambil dengan agak ragu-ragu menunjuk payudaraku. Masih dalam posisi
menunduk dan sebagian payudaraku terlihat, aku berkata “Apa, pake ini?”
sambil kutarik lubang leher kaosku ke bawah, sehingga payudara besar
milikku terlihat seluruhnya. Dia hanya bisa menelan ludah, lalu kemudian
menjawab “Iya.” Aku kemudian berdiri tegak lagi. Sambil pura-pura
berpikir, aku menyilangkan tangan dan menjepit kedua payudaraku
dengannya, tidak ada pilihan lain bagi payudaraku selain mencuat ke
depan dengan indahnya, dengan kedua puting berwarna kecoklatan yang
semakin mencuat keluar. Hal ini membuat penjual minuman itu semakin
terangsang dan tak sabar menunggu jawabanku. Lalu kujawab “Iya deh Mas.”
Lalu kami berdua masuk setelah penjual minuman itu memasukkan barang
dagangannya.
.
Setelah berada di dalam ruang tamu, aku
bilang begini “Mas, netek dulu ya?” Kepalanya langsung kutuntun untuk
masuk ke dalam kaosku. Dengan ganasnya dia kulum kedua putingku
bergantian, dan kadang-kadang digigitnya. Sambil mengulum putingku dia
meremas-remas payudaraku, dan terkadang dia menarik-narik putingku
dengan gigitan giginya. “Aaahh”, lirihku. Kunikmati kuluman-kulumannya.
Sesaat kemudian kusuruh dia untuk berhenti sebentar. Kubuka baju dan
celana beserta celana dalamku, dan kuambil tali rafia. Kuikat kedua
pangkal payudaraku, sehingga payudaraku terjepit dan semakin terdorong
ke depan. Hal ini membuat darah tidak dapat mengalir ke payudaraku,
sehingga warnanya berubah menjadi agak kebiru-biruan. Lalu kusuruh dia
untuk mengulum putingku lagi. Aku tidak dapat merasakan
kuluman-kulumannya. Tetapi rasanya lain jika kulihat dia mengulum dengan
ganasnya, meskipun aku tidak dapat merasakannya. Sesaat kemudian aku
disuruhnya bertumpu pada kedua tangan dan kakiku. Dia membuka celananya
dan menyuruhku untuk mengulumnya. Batang kemaluannya berwarna coklat
gelap, dan bentuknya lucu, agak tertunduk dan miring ke kanan. Tanpa
ragu kukulum batang kemaluannya. Kusedot sambil kugigit-gigit, “Hmmphh”,
kupermainkan batang kemaluannya dengan mulutku, sebentar saja spermanya
sudah keluar, langsung saja kutelan sampai habis. Tapi aku tak peduli,
setelah kukeluarkan sebentar, langsung kumasukkan lagi kemaluannya ke
mulutku, dan kusedot lagi, “Mmpph.. aahh..” payudaraku yang sejak tadi
bergelantungan, terus menerus diremas oleh penjual minuman itu, kedua
putingnya ditarik-tarik seperti sedang memerah susu, hanya bedanya dia
sedang memerah susu Mei, bukan susu sapi (iya kan?). Ikatan tali rafia
tadi dilepasnya, sehingga darah kembali mengalir ke payudaraku, dan aku
dapat merasakan kembali remasan-remasannya. Untuk kedua kalinya
spermanya keluar ke dalam mulutku. Sebelum kutelan, kutunjukkan
kepadanya sperma yang ada di mulutku. Dia menghentikan remasannya
sejenak. Melihat spermanya ada di mulutku membuatnya lebih terangsang.
Setelah menelan spermanya, aku bertanya, “Mas, tidak pingin ngerasain
anusku?” Tanpa ragu dia langsung menyuruhku untuk tengkurap dengan
pantat diangkat tinggi. “Sebentar Mas, aku ambil mentega dulu, ya?”
Sebelum anusku disodok, aku memintanya untuk melumuri seluruh badanku
dengan mentega, dari atas sampai ke bawah, termasuk lubang anusku.
Melihat tubuhku yang mengkilat oleh mentega, dia menjadi semakin tidak
sabar dan langsung menyodok anusku. Sambil merasakan nikmatnya batang
kemaluannya di dalam duburku, aku meremas-remas payudaraku yang menjadi
licin oleh mentega. Sekitar 10 menit kemudian, kurasakan spermanya
keluar di dalam duburku. Dia tampak puas sekali. Kami berdua tergeletak
di atas karpet. “Mbak, enak banget rasanya. Lain kali boleh lagi tidak?”
“Kenapa harus lain kali? Sekarang aja kenapa?” “Wah, nggak kuat Mbak.”
“Ya udah deh, tapi jangan pulang dulu, aku mau minta tolong, mau tidak?”
“Minta tolong apa sih?” tanyanya. Aku beranjak dari karpet dan pergi ke
halaman samping, dan mengajak anjing herder yang selama ini setia
menjagaku. Setelah sampai ke ruang tadi, aku bilang, “Mas, aku mau
tanya, payudaraku besar tidak sih?” “Wah, kalo itu sih bukan payudara
lagi, tapi udah tuueeteek..” “Iya? Makasih loh Mas atas pujiannya. Tapi
aku masih ngerasa kalo payudaraku ini kurang besar. Mas mau tidak tiap
hari mijetin payudaraku ini, biar tambah besar lagi, ya?” “Iya deh, tapi
Mbak juga harus mau ngemut tiap hari, biar tambah panjang.” Karena aku
memang suka menghisap kemaluan laki-laki, maka syarat yang dia berikan
sama sekali tidak membuatku keberatan, sehingga aku menjawab, “Boleh,
siapa takut?” “Oh ya, ini anjingku, temen main setiaku.” Mungkin karena
tidak tahu maksudku, dia bertanya, “Temen main apa Mbak?” “Main ini..”
kataku sambil menidurkan anjingku. Aku melirik ke arahnya, kemudian
pelan-pelan kukulum batang kemaluan anjingku itu. Dia tampak tercengang.
“Loh Mas, kok diam? Ayo dong pijetin payudaraku”, kataku.
Dia
mulai meremas-remas payudaraku sambil tetap menunjukan pandangannya ke
arahku yang mulai asyik menghisap batang kemaluan anjingku itu. “Mas,
tolong ambilkan terong di dapur dong”, pintaku. Dia menuju ke dapur, dan
kemudian segera kembali dengan terong yang lumayan besar. Tanpa membuka
mulutku, karena masih keenakan menghisap, salah satu tanganku menunjuk
ke arah anusku. Dia rupanya mengerti. Karena masih ada sisa-sisa mentega
dan peju, maka tak sulit baginya memasukkan terong itu ke dalam anusku,
lagi pula aku memang sering melakukannya. Satu tangan penjual minuman
itu meremas-remas payudaraku secara bergantian, sedangkan tangan yang
satunya lagi memainkan terong itu di dalam anusku. Keluar, masuk, keluar
masuk, “Aaahh”, enak rasanya. Aku semakin giat mengulum batang kemaluan
anjing tersayangku. Sesaat kemudian anjingku mengeluarkan air maninya
di dalam mulutku. “Hmmhh”, kumainkan spermanya di mulutku, seperti orang
yang sedang berkumur. Penjual minuman tadi masih melakukan tugasnya
dengan giat. Dengan isyarat tanganku, aku memintanya untuk berhenti. Aku
berbalik ke arahnya, menunjukkan air mani anjingku yang masih ada di
dalam mulutku. Dia bertanya, “Mbak mau telan itu?” Dengan tersenyum
kuanggukkan kepalaku, kemudian kutelan habis air mani anjingku itu. Dia
hanya terpaku melihat tingkahku itu. “Mas, aku mau tidur dulu ya? Tolong
pijetin payudaraku, ya?” kataku. Lalu aku menuju ke sofa dan tidur. Aku
mulai tertidur sambil merasakan remasan-remasan tangannya. Saat aku
membuka mataku, penjual minuman itu masih memijat-mijat payudaraku.
“Udah Mas, terima kasih ya?” kataku sambil beranjak bangun dari sofa.
Dia menghentikan kegiatannya. “Mbak, yang Mbak bilang tadi jadi tidak?”
“Yang apa?” “Katanya aku disuruh mijetin payudaranya Mbak tiap hari?”
“Ooh itu, ya jadi dong, tapi sekarang Mas pulang dulu ya, soalnya
sebentar lagi Siti sama Jono pulang, tadi mereka kusuruh jaga toko”,
alasanku, kalau tidak begitu dia tidak pulang-pulang. “Ya deh Mbak,
besok lagi ya?” aku menganggukkan kepalaku. Kupakai lagi celana dan
kaosku. Kuantar dia sampai keluar dari pagar.Aku masuk lagi ke rumah,
lalu aku mandi. Payudaraku agak memar, mungkin karena dari tadi
diremas-remas oleh penjual minuman itu. Masih dalam keadaan telanjang
bulat dan basah, aku keluar mencari anjingku, rupanya anjingku masih ada
di ruang tamu. Kuajak anjingku masuk ke dalam kamar mandi. Kunyalakan
shower-nya, di bawah pancuran shower itu aku bercinta lagi dengan
anjingku. Kutidurkan dia, tanpa pikir panjang kukulum lagi kemaluannya
sambil kukocok, kusedot-sedot, dan kadang-kadang agak kugigit-gigit,
anjing kesayanganku itu kelihatannya sangat menikmati sedotan-sedotanku.
Beberapa saat setelah itu, kurasakan spermanya mulai muncrat di dalam
mulutku. Kupercepat kocokan tanganku dan kemaluannya kusedot dengan
lebih kuat, sampai akhirnya spermanya keluar semua di dalam mulutku. Aku
berdiri sebentar untuk mematikan shower-nya. Aku duduk di lantai kamar
mandi, dan memandangi kedua payudara indahku. Sperma anjingku yang masih
ada di mulut, kukeluarkan dan kutumpahkan ke atas payudaraku. Kuratakan
sperma anjingku ke seluruh payudaraku, sampai payudaraku kelihatan
mengkilat dan licin. Kuremas-remas payudaraku, dan kadang-kadang
kutarik-tarik putingku. Karena payudaraku besar, aku bisa mengulum
putingku sendiri, kujilat-jilat payudaraku, kurasakan nikmatnya sperma
seekor anjing yang melumuri sepasang payudara berukuran 40C ini. Setelah
puas dengan payudaraku, aku mengambil posisi tengkurap, sambil begitu
tangan kananku menarik kaki anjingku sampai dia mendekat dan akhirnya
kupegang kemaluan anjingku dan mengarahkannya ke duburku, dan dengan
animal instinct-nya, anjingku memainkan batang kemaluannya di dalam
duburku. “Aaahh.. hhmmpph.. aahh”, masuk, keluar, masuk, keluar,
“Aaahh”. Kedua kaki depannya bertumpu pada punggungku. Kocokannya cepat
sekali, kemaluannya menggesek-gesek dinding lubang pantatku dengan
gerakan yang cepat, rasanya, “Aah.. aahh.. aahh..” Aku tidak sabar lagi,
aku ingin merasakan batang kemaluan anjingku di liang kemaluanku. Aku
memang sudah tidak perawan. Gara-gara godaan yang kulakukan terhadap
para tukang becak di dekat rumahku, aku diperkosa oleh mereka. Aku
disuruh melayani nafsu mereka yang sudah tidak terbendung lagi. Waktu
itu mereka berlima, sedang menunggu pelanggan mereka di persimpangan
jalan dekat rumahku. Pada saat itu aku sengaja memakai kaos tipis
berwarna putih, dan seperti biasa aku tidak memakai BH, sehingga
putingku terlihat menonjol dan warnanya terlihat samar-samar dari balik
kaos. Jarak antara rumah dengan persimpangan jalan itu tidak begitu
jauh, dan kebetulan saat itu keadaan di sekitarnya memang sedang sepi.
Aku setengah berlari menghampiri mereka. Payudaraku tentu saja tidak
bisa diam, dan bergelantungan ke segala arah. Setelah berada di dekat
mereka, aku meminta salah seorang dari mereka untuk mengantarkan aku ke
toko kecil dekat rumahku, sebenarnya hal ini hanya kujadikan alasan.
Waktu naik becak, aku sengaja naik dengan posisi agak membungkuk
menghadap ke tukang becak itu, sehingga sebagian payudara besarku
kelihatan menggantung, baru kemudian aku berputar untuk duduk. Setelah
sampai aku membeli sesuatu, kemudian naik lagi ke becak dan memintanya
untuk mengantarkan aku pulang. Jalan menuju rumahku memang jelek, banyak
lubangnya, sehingga becaknya bergoyang-goyang, ini membuat payudaraku
juga bergoyang-goyang. Kami pulang melewati para tukang becak yang dari
tadi menunggu pelanggan, dan mungkin karena melihat payudaraku yang
bergoyang-goyang itu membuat mereka tidak dapat menahan nafsu. Kulihat
mereka mengikuti. Beberapa rumah di dekat rumahku memang rumah kosong,
sehingga keadaan di sekitar rumahku memang sepi sekali. Setelah sampai,
aku turun dan membayar tukang becak itu. Baru saja aku berbalik, mulutku
sudah disekap dari belakang, dan payudaraku diremas dengan kasar. Orang
yang menyekapku itu mengancamku untuk tetap diam, kalau tidak aku akan
dibunuhnya. Aku menurut saja, karena takut dengan ancamannya. Aku
dibawanya masuk ke rumah kosong di sebelah rumahku. Ternyata setelah
kulihat, dia adalah tukang becak yang tadi, dan dia ternyata tidak
sendiri, keempat temannya juga bersamanya, mereka masih sibuk memasukkan
becak-becak mereka ke halaman rumah kosong itu. Setelah selesai, mereka
menyusul masuk. Tanpa berkata apa-apa, mereka semua membuka celananya.
Kemaluan mereka semua berwarna coklat gelap, dengan urat-urat di
sekelilingnya. Melihat itu aku menjadi takut sekali, tetapi aku tidak
berani melawan, karena takut dibunuh. Mereka semua maju ke arahku dan
menyuruhku untuk membuka semua bajuku, kuturuti kemauan mereka dengan
sangat terpaksa. “Ayo! Emut !” kata salah seorang dari mereka. Dengan
agak ragu-ragu dan takut kumasukkan kemaluannya ke mulutku. Kepalaku
dipegang dan digerakkan maju mundur. “Ayo! Kayak ngemut permen gitu loh,
kalo enggak tak bunuh kamu!” bentaknya. Aku menjadi semakin takut, dan
menuruti kemauannya. Kukulum batang kemaluannya seperti kemauannya
dengan kedua tangannya masih di kepalaku. Beberapa saat setelah itu
kurasakan cairan kental dengan rasa yang sangat aneh keluar dari
kemaluannya. Ingin rasanya aku muntah, tetapi apa daya, kedua tangannya
memegang erat kepalaku. “Ayo, jangan muntah!” Dengan perasaan jijik
kutelan spermanya sampai habis. Hal ini berlangsung sampai kelima tukang
becak itu mengeluarkan spermanya di mulutku, dan semua sperma yang
keluar di mulutku, kutelan habis semuanya. Lama-kelamaan aku menikmati
hal ini. Kemudian aku diperintahkan untuk bertumpu pada kedua tangan dan
kakiku. Di bawahku diselipkan sebuah meja panjang yang kaki-kakinya
pendek, yang ada di dekat kami. Sebelum aku bertumpu pada kedua tangan
dan kakiku, seorang tukang becak sudah dalam posisi telentang di atas
meja itu. Dia memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang kemaluanku
dengan paksa. Untuk pertama kalinya liang kemaluanku dimasuki oleh
kemaluan laki-laki, kemaluan seorang tukang becak. Pertama rasanya
memang sakit, perih, tetapi beberapa saat setelah digesek-gesek terus
oleh batang kemaluannya, aku mulai dapat merasakan kenikmatan itu.
Seorang tukang becak lagi dengan posisi bertumpu pada lututnya sudah
berada di depanku dan memintaku untuk mengulum kemaluannya. Dari
belakang, seorang tukang becak dengan posisi yang juga bertumpu pada
lututnya, menyodokkan kemaluannya ke dalam anusku. Sementara dua tukang
becak lainnya meremas-remas kedua payudaraku dengan sangat kasar.
Kemaluan kedua tukang becak yang dimasukkan ke dalam liang kemaluan dan
anusku bergerak keluar masuk dengan kasarnya. Karena merasakan nikmatnya
kedua batang kemaluan mereka, aku semakin menikmati kemaluan tukang
becak yang sedang kukulum. Aku semakin agresif, kukulum kemaluannya
dengan gerakan yang cepat, maju, mundur, maju, mundur. Sampai-sampai
tukang becak yang kemaluannya kukulum menjambak rambutku, dan tangannya
ikut menggerakkan kepalaku. Pada saat yang bersamaan, ketiga tukang
becak yang memainkan kemaluannya di tubuhku berhenti, kelihatannya
mereka sudah mau keluar. Aku disuruh duduk di lantai, kemudian aku
disuruh membuka mulutku. Mereka bertiga memintaku untuk mengocok
kemaluan mereka secara bergantian tepat di depan mulutku. Dua tukang
becak yang lain sedang sibuk menghisap puting payudaraku, tiap orang
menguasai satu dari sepasang payudaraku. Sambil menghisap, mereka
meremas-remas payudara yang mereka kuasai dengan kedua tangannya,
seperti seorang bayi yang sangat kehausan. Sesaat kemudian sperma ketiga
tukang becak tadi keluar, muncrat ke dalam mulutku, dan sebagian lagi
muncrat ke wajahku. Tanpa diperintah, kutelan sperma mereka. Sekarang
gantian dua tukang becak yang tadi menghisap puting susuku, memaksaku
untuk menghisap batang kemaluan mereka berdua secara bergantian. Seperti
seorang anak kecil yang kalau makan es berlepotan, aku yang berlepotan
sperma di wajahku mengulum kemaluan mereka berdua secara bergantian
dengan agresif. Sambil kukocok, kuhisap-hisap batang kemaluan mereka
dengan hisapan yang kuat. Sebentar saja mereka kelihatan sudah tidak
kuat, melihat itu kubuka mulutku lebar-lebar, kemudian kukocok dengan
cepat kedua kemaluan mereka di depan mulutku. “Crut.. crut.. crut..
crut..” sperma mereka masuk ke dalam mulutku. Langsung saja kutelan
habis. Kujilat sisa-sisa sperma yang masih menempel di sekitar mulutku.
Mungkin karena mereka melihatku sangat menikmati perkosaan ini, mereka
menjadi tenang. Mau apa lagi, karena tidak bisa melakukan apa-apa, lebih
baik kunikmati saja perbuatan mereka itu. Salah satu dari mereka
kemudian berkata, “Mbak, jangan bilang siapa-siapa, ya?” aku hanya
mengangguk sebagai tanda ‘ya’. Kemudian mereka berlima keluar dari rumah
kosong itu dengan tenangnya, dan meninggalkan aku di rumah kosong itu
masih dalam keadaan telanjang bulat. Terus terang saja aku masih belum
puas, tetapi ya mau apa lagi. Kupakai lagi baju dan celanaku, kemudian
aku pulang. Sesampainya di rumah aku langsung mandi. Sambil mandi aku
membayangkan bagaimana rasanya kalau bercinta dengan anjing, karena
kebetulan waktu itu ada tiga ekor anjing di rumahku, dan semuanya dari
jenis anjing yang bertubuh besar. Belum selesai aku mandi, aku langsung
keluar dengan keadaan telanjang bulat, aku tenang saja, karena kedua
orang pembantuku seperti biasanya sedang menjaga toko dari pagi sampai
sore. Aku berjalan menuju halaman samping, tempat dimana ketiga ekor
anjingku berada. Dag-dig-dug, jantungku berdegup dengan kencang, seiring
dengan nafsuku yang semakin memuncak. Kuhampiri mereka, kurangkul dan
kubelai-belai tubuh mereka secara bergantian. Pelan-pelan aku mendekat
ke anjing yang paling besar badannya, kuelus-elus, kemudian aku mulai
memegang kemaluannya. Kupijat-pijat sampai kemaluannya tegang, warnanya
membuatku semakin terangsang. Pelan-pelan mulai kukulum kemaluannya,
karena nafsuku yang sangat besar, aku sama sekali tidak merasa jijik.
Kukulum kemaluannya dengan posisi bertumpu pada kedua tangan dan kakiku,
dengan pantat yang sengaja kudongakkan ke atas, aku berpikir mungkin
dengan begitu anjing yang lainnya mau menyodok entah itu anus atau liang
kemaluanku, aku tidak peduli. Eh, benar, di saat aku keenakan
menghisap, aku merasa ada yang menjilat-jilat kemaluanku, “Aaahh..”
rasanya nikmat, sesaat kemudian kurasakan ada batang kemaluan yang
menyodok liang kemaluanku. Dengan gerakannya yang khas, dia mainkan
kemaluannyanya di liang kemaluanku. Wah, aku menjadi semakin lupa
daratan. Entah berapa kali secara bergantian mereka memasukkan
kemaluannya ke liang kemaluanku, demikian juga mulutku, semua sperma
yang keluar dari kemaluan anjingku waktu kuhisap-hisap, kutelan sampai
habis. Permainan kali itu, yang kulakukan dengan ketiga ekor anjingku
itu membuat aku puas sekali. Wah, kalau aku ingat peristiwa itu rasanya
aku pingin lagi. Bayangkan, mulut, lubang kemaluan dan anusku dimasuki
oleh batang kemaluan para tukang becak, ditambah lagi dengan payudaraku
yang mereka ’siksa’, dan kemudian aku bercinta dengan ketiga ekor
anjingku. Wah, sensasi yang kurasakan waktu itu luar biasa, aku
benar-benar menikmatinya.
Wow Artikelnya HOT Bagus Bagus... Tetap Lanjut... Saya Lg Blogwolking Klo Kerkenan Kunjungi Web Saya... Min... Terimakasih
BalasHapusPUSAT OBAT PEMBESAR PENIS | DISTRIBUTOR VIMAX CAPSULE
Lebih dari 1 juta konsumen vimax puas...!!
Vimax asli adalah revolusioner solusi masalah lelaki yang telah membantu lebih dari 1 juta lelaki untuk mengatasi masalah seksual mereka,aman tanpa efeksamping berbahan herbal alami dan tingkat keberhasilan mencapai 95%
INFO Obat Obat Herbal
Vimax Canada Asli
Vimax izon Asli
Vimax Pembesar Penis
Vimax Murah
Vimax Izon Asli
Vimax Isi 30 Capsul
Pusat Vimax Pembesar Permanen
Vimax Ampuh
Vimax Aman
Vimax Pembesar Vital
Vimax Original
Vimax Bagus
Vimax Canada Terkenal
Distributor Vimax Canada
Pembesar Penis Cepat
Pembesar kelamin Pria
Pembesar Penis Alami
Pembesar Penis Asli
Pusat Pembesar Peni Cepat
Pembesar Penis Aman
Pusat Pembesar Izon4d
Pusat Pembesar Vimax
Pusat Pembesar Penis
Pusat Obat Kuat Tahan Lama
Obat Mengatasi ejekulasi Dini
Obat Pembesar Penis Paten
Distributor Pembesar Penis
PRODUK PRODUK LAINYA ....
Klik Disini www.kedaiobatimport.com
Khusus Dewasa 18+