Namaku
Winie, umurku sudah 35 tahun dengan dua orang anak yang sudah beranjak
dewasa. Waktu menikah umurku masih 19 tahun dan sekarang anakku yang
paling tua sudah berumur 15 tahun sedang yang bungsu berumur 13 tahun.
Kedua anakku disekolahkan di luar negeri semua sehingga di rumah hanya
aku dan suami serta dua orang pembantu yang hanya bekerja untuk
membersihkan perabot rumah serta kebun, sementara menjelang senja mereka
pulang.
Suamiku sebagai seorang usahawan memiliki
beberapa usaha di dalam dan luar negri. Kesibukannya membuat suamiku
selalu jarang berada di rumah. Bila suamiku berada di rumah hanya untuk
istirahat dan tidur sedang pagi-pagi sekali dia sudah kembali leyap
dalam pandangan mataku.
Hari-hariku sebelum anakku yang bungsu
menyusul kakaknya yang sudah lebih dulu menuntut ilmu di luar negeri
terasa menyenangkan karena ada saja yang dapat kukerjakan, entah itu
untuk mengantarkannya ke sekolah ataupun membantunya dalam pelajaran.
Namun semenjak tiga bulan setelah anakku berada di luar negeri
hari-hariku terasa sepi dan membosankan. Terlebih lagi bila suamiku
sedang pergi dengan urusan bisnisnya yang berada di luar negeri, bisa
meninggalkan aku sampai 2 mingguan lamanya.
Aku tidak pernah ikut campur urusan
bisnisnya itu sehingga hari-hariku kuisi dengan jalan-jalan ke mall
ataupun pergi ke salon dan terkadang melakukan senam. Sampai suatu hari
kesepianku berubah total karena supirku. Suatu hari setibanya di rumah
dari tempatku senam supirku tanpa kuduga memperkosaku.
Seperti biasanya begitu aku tiba di dalam
rumah, aku langsung membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam
rumah dan melangkahkan kakiku menaiki anak tangga yang melingkar menuju
lantai dua dimana kamar utama berada. Begitu kubuka pintu kamar, aku
langsung melemparkan tasku ke bangku yang ada di dekat pintu masuk dan
aku langsung melepas pakaian senamku yang berwarna hitam hingga tinggal
BH dan celana dalam saja yang masih melekat pada tubuhku. Saat aku
berjalan hendak memasuki ruang kamar mandi aku melewati tempat rias kaca
milikku. Sesaat aku melihat tubuhku ke cermin dan melihat tubuhku
sendiri, kulihat betisku yang masih kencang dan berbentuk mirip perut
padi, lalu mataku mulai beralih melihat pinggulku yang besar seperti
bentuk gitar dengan pinggang yang kecil kemudian aku menyampingkan
tubuhku hingga pantatku terlihat masih menonjol dengan kencangnya.
Kemudian kuperhatikan bagian atas tubuhku,
buah dadaku yang masih diselimuti BH terlihat jelas lipatan bagian
tengah, terlihat cukup padat berisi serta, “Ouh.. ngapain kamu di sini!”
sedikit terkejut ketika aku sedang asyik-asyiknya memandangi kemolekan
tubuhku sendiri tiba-tiba saja kulihat dari cermin ada kepalanya supirku
yang rupanya sedang berdiri di bibir pintu kamarku yang tadi lupa
kututup.
“Jangan ngeliatin.. sana cepet keluar!” bentakku dengan marah sambil menutupi bagian tubuhku yang terbuka.
Tetapi supirku bukannya mematuhi perintahku malah kakinya melangkah maju satu demi satu masuk kedalam kamar tidurku.
“Aris.. Saya sudah bilang cepat keluar!” bentakku lagi dengan mata melotot.
“silakan ibu teriak sekuatnya, hujan di luar akan melenyapkan suara ibu!” ucapnya dengan matanya menatap tajam padaku.
Sepintas kulihat celah jendela yang berada
di sampingku dan ternyata memang hujan sedang turun dengan lebat,
memang ruang kamar tidurku cukup rapat jendela-jendelanya hingga hujan
turun pun takkan terdengar hanya saja di luar sana kulihat dedaunan dan
ranting pohon bergoyang tertiup angin kesana kemari.
Detik demi detik tubuh supirku semakin
dekat dan terus melangkah menghampiriku. Terasa jantungku semakin
berdetak kencang dan tubuhku semakin menggigil karenanya. Aku pun mulai
mundur teratur selangkah demi selangkah, aku tidak tahu harus berbuat
apa saat itu sampai akhirnya kakiku terpojok oleh bibir ranjang tidurku.
“Mas.. jangan!” kataku dengan suara gemetar.
“Hua.. ha.. ha.. ha..!” suara tawa supirku saat melihatku mulai kepepet.
“Jangan..!” jeritku, begitu supirku yang
sudah berjarak satu meteran dariku menerjang tubuhku hingga tubuhku
langsung terpental jatuh di atas ranjang dan dalam beberapa detik
kemudian tubuh supirku langsung menyusul jatuh menindih tubuhku yang
telentang.
Aku terus berusaha meronta saat supirku
mulai menggerayangi tubuhku dalam himpitannya. Perlawananku yang
terus-menerus dengan menggunakan kedua tangan dan kedua kakiku untuk
menendang-nendangnya terus membuat supirku juga kewalahan hingga sulit
untuk berusaha menciumi aku sampai aku berhasil lepas dari himpitan
tubuhnya yang besar dan kekar itu.
Begitu aku mendapat kesempatan untuk
mundur dan menjauh dengan membalikkan tubuhku dan berusaha merangkak
namun aku masih kalah cepat dengannya, supirku berhasil menangkap celana
dalamku sambil menariknya hingga tubuhku pun jatuh terseret ke pinggir
ranjang kembali dan celana dalam putihku tertarik hingga bongkahan
pantatku terbuka. Namun aku terus berusaha kembali merangkak ke tengah
ranjang untuk menjauhinya. Lagi-lagi aku kalah cepat dengan supirku, dia
berhasil menangkap tubuhku kembali namun belum sempat aku bangkit dan
berusaha merangkak lagi, tiba-tiba saja pinggulku terasa kejatuhan benda
berat hingga tidak dapat bergerak lagi.
“Aris.. Jangan.. jangan.. mas..” kataku berulang-ulang sambil terisak nangis.
Rupanya supirku sudah kesurupan dan lupa
siapa yang sedang ditindihnya. Setelah melihat tubuhku yang sudah mulai
kecapaian dan kehabisan tenaga lalu supirku dengan sigapnya menggenggam
lengan kananku dan menelikungnya kebelakan tubuhku begitu pula lengan
kiriku yang kemudian dia mengikat kedua tanganku kuat-kuat, entah dengan
apa dia mengikatnya.
Setelah itu tubuhnya yang masih berada di
atas tubuhku berputar menghadap kakiku. Kurasakan betis kananku
digenggamnya kuat-kuat lalu ditariknya hingga menekuk. Lalu kurasakan
pergelangan kaki kananku dililitnya dengan tali. Setelah itu kaki kiriku
yang mendapat giliran diikatkannya bersama dengan kaki kananku.
“Saya ingin mencicipi ibu..” bisiknya dekat telingaku.
“Sejak pertama kali saya melamar jadi
supir ibu, saya sudah menginginkan mendapatkan kesempatan seperti
sekarang ini.” katanya lagi dengan suara nafas yang sudah memburu.
“Tapi saya majikan kamu Ris..” kataku mencoba mengingatkan.
“Memang betul bu.. tapi itu waktu jam
kerja, sekarang sudah pukul 7 malam berarti saya sudah bebas tugas..”
balasnya sambil melepas ikatan tali BH yang kukenakan.
“Hhh mm uuhh,” desah nafasnya memenuhi telingaku.
“Tapi malam ini Bu Winie harus mau
melayani saya,” katanya sambil terus mendengus-denguskan hidungnya di
seputar telingaku hingga tubuhku merinding dan geli.
Setelah supirku melepas pakaiannya sendiri
lalu tubuhku dibaliknya hingga telentang. Aku dapat melihat tubuh
polosnya itu. Tidak lama kemudian supirku menarik kakiku sampai pahaku
melekat pada perutku lalu mengikatkan tali lagi pada perutku. Tubuhku
kemudian digendongnya dan dibawanya ke pojok bagian kepala ranjang lalu
dipangkunya di atas kedua kaki yang diselonjorkan, mirip anak perempuan
yang tubuhnya sedang dipeluk ayahnya. Tangan kirinya menahan pundakku
sehingga kepalaku bersandar pada dadanya yang bidang dan terlihat otot
dadanya berbentuk dan kencang sedangkan tangan kanannya meremasi kulit
pinggul, pahaku dan pantatku yang kencang dan putih bersih itu.
“Aris.. jangan Ris.. jangan!” ucapku berulang-ulang dengan nada terbata-bata mencoba mengingatkan pikirannya.
Namun Aris, supirku tidak memperdulikan perkataanku sebaliknya dengan senyum penuh nafsu terus saja meraba-raba pahaku.
“Ouh.. zzt.. Euh..” desisku panjang dengan
tubuh menegang menahan geli serta seperti terkena setrum saat kurasakan
tangannya melintasi belahan kedua pahaku.
Apalagi telapak dan jemari tangannya berhenti tepat di tengah-tengah lipatan pahaku.
“Mass.. Eee” rintihku lebih panjang lagi
dengan bergetar sambil memejapkan mata ketika kurasakan jemarinya mulai
mengusap-usap belahan bibir vaginaku. Tangan Mas Aris terus menyentuh
dan bergerak dari bawah ke atas lalu kembali turun lagi dan kembali ke
atas lagi dengan perlahan sampai beberapa kali. Lalu mulai sedikit
menekan hingga ujung telunjuknya tenggelam dalam lipatan bibir vaginaku
yang mulai terasa berdenyut-denyut, gatal dan geli.
Tangannya yang terus meraba dan
menggelitik-gelitik bagian dalam bibir vaginaku membuat birahiku jadi
naik dengan cepatnya, apalagi sudah cukup lama tubuhku tidak pernah
mendapatkan kehangatan lagi dari suamiku yang selalu sibuk dan sibuk.
Entah siapa yang memulai duluan saat pikiranku sedang melayang kurasakan
bibirku sudah beradu dengan bibirnya saling berpagut mesra, menjilat,
mengecup, menghisap liur yang keluar dari dalam mulut masing-masing.
“Ouh.. Winie.. wajahmu cukup merangsang sekali Winie..!” ucapnya dengan nafasnya yang semakin memburu itu.
Setelah berkata begitu tubuhku ditarik
hingga buah dadaku yang menantang itu tepat pada mukanya dan kemudian,
“Ouh.. mas..” rintihku panjang dengan kepala menengadah kebelakan
menahan geli bercampur nikmat yang tiada henti setelah mulutnya dengan
langsung memagut buah dadaku yang ranum itu. Kurasakan mulutnya
menyedot, memagut, bahkan menggigit-gigit kecil punting susuku sambil
sekali-kali menarik-narik dengan giginya.
Entah mengapa perasaanku saat itu seperti
takut, ngeri bahkan sebal bercampur aduk di dalam hati, namun ada
perasaan nikmat yang luar biasa sekali seakan-akan ada sesuatu yang
pernah lama hilang kini kembali datang merasuki tubuhku yang sedang
dalam keadaan tidak berdaya dan pasrah. “Bruk..” tiba-tiba tangan Mas
Aris melepaskan tubuhku yang sedang asyik-asyiknya aku menikmati
sedalam-dalamnya tubuhku yang sedang melambung dan melayang-layang itu
hingga tubuhku terjatuh di atas ranjang tidurku. Tidak berapa lama
kemudian kurasakan bagian bibir vaginaku dilumat dengan buas seperti
orang yang kelaparan. Mendapat serangan seperti itu tubuhku langsung
menggelinjang-gelinjang dan rintihan serta erangan suaraku semakin
meninggi menahan geli bercampur nikmat sampai-sampai kepalaku bergerak
menggeleng ke kanan dan ke kiri berulang-ulang. Cukup lama mulutnya
mencumbu dan melumati bibir vaginaku terlebih-lebih pada bagian atas
lubang vaginaku yang paling sensitif itu.
“Aris.. sudah.. sudah.. ouh.. ampun Aar..
riss..” rintihku panjang dengan tubuh yang mengejang-ngejang menahan
geli yang menggelitik bercampur nikmat yang luar biasa rasanya saat itu.
Lalu kurasakan tangannya pun mulai rebutan dengan bibirnya. Kurasakan
jarinya dicelup ke dalam lorong kecil kemaluanku dan mengorek-ngorek isi
dalamnya.
“Ouh.. Ris..” desisku menikmati alur permainannya yang terus terang belum pernah kudapatkan bahkan dengan suamiku sendiri.
“Sabar Win.., saya suka sekali dengan
lendirmu sayang!” suara supirku yang setengah bergumam sambil terus
menjilat dan menghisap-hisap tanpa hentinya sampai beberapa menit lagi
lamanya.
Setelah puas mulutnya bermain dan
berkenalan dengan bibir kemaluanku yang montok itu si Aris lalu
mendekati wajahku sambil meremas-remas buah dadaku yang ranum dan kenyal
itu.
“Bu Winie.., saya entot sekarang ya..
sayang..” bisiknya lebih pelan lagi dengan nafas yang sudah
mendesah-desah. “Eee..” pekikku begitu kurasakan di belahan pangkal
pahaku ada benda yang cukup keras dan besar mendesak-desak setengah
memaksa masuk belahan bibir vaginaku.
“Tenang sayang.. tenang.. dikit lagi.. dikit lagi..”
“Aah.. sak.. kiit..!” jeritku keras-keras
menahan ngilu yang amat sangat sampai-sampai terasa duburku
berdenyut-denyut menahan ngilunya. Akhirnya batang penis supirku
tenggelam hingga dalam dibalut oleh lorong kemaluanku dan terhimpit oleh
bibir vaginaku.
Beberapa saat lamanya, supirku dengan
sengaja, penisnya hanya didiamkan saja tidak bergerak lalu beberapa saat
lagi mulai terasa di dalam liang vaginaku penisnya ditarik keluar
perlahan-lahan dan setelah itu didorong masuk lagi, juga dengan
perlahan-lahan sekali seakan-akan ingin menikmati gesekan-gesekan pada
dinding-dinding lorong yang rapat dan terasa bergerenjal-gerenjal itu.
Makin lama gerakannya semakin cepat dan cepat sehingga tubuhku semakin
berguncang dengan hebatnya sampai, “Ouhh..”
Tiba-tiba suara supirku dan suaraku
sama-sama beradu nyaring sekali dan panjang lengkingannya dengan diikuti
tubuhku yang kaku dan langsung lemas bagaikan tanpa tulang rasanya.
Begitu pula dengan tubuh supirku yang langsung terhempas kesamping
tubuhku.
“Sialan kamu Ris!” ucapku memecah kesunyian dengan nada geram.
Setelah beberapa lama aku melepas lelah dan nafasku sudah mulai tenang dan teratur kembali.
“Kamu gila Ris, kamu telah memperkosa
istri majikanmu sendiri, tau!” ucapku lagi sambil memandang tubuhnya
yang masih terkulai di samping sisiku.
“Bagaimana kalau aku hamil nanti?” ucapku lagi dengan nada kesal.
“Tenang Bu Winie.., saya masih punya pil anti hamil, Bu Winie.” ucapnya dengan tenang.
“Iya.. tapi kan udah telat!” balasku dengan sinis dan ketus.
“Tenang bu.. tenang.. setiap pagi ibu kan
selalu minum air putih dan selama dua hari sebelumnya saya selalu
mencampurkan dengan obatnya jadi Bu Winie enggak usah khawatir bakalan
hamil bu,” ucapnya malah lebih tenang lagi.
“Ouh.. jadi kamu sudah merencanakannya,
sialan kamu Ris..” ucapku dengan terkejut, ternyata diam-diam supirku
sudah lama merencanakannya.
“Bagaimana Bu Winie..?”
“Bagaimana apanya? Sekarang kamu lepasin saya Ris..” kataku masih dengan nada kesal dan gemas.
“Maksudnya, tadi waktu di Entotin enak kan?” tanyanya lagi sambil membelai rambutku.
Wajahku langsung merah padam mendengar apa
yang baru saja diucapkan oleh supirku, namun dalam hati kecilku tidak
dapat kupungkiri walaupun tadi dia sudah memperkosa dan menjatuhkan
derajatku sebagai majikannya, namun aku sendiri turut menikmatinya
bahkan aku sendiri merasakan organsime dua kali.
“Kok ngak dijawab sich!” tanya supirku lagi.
“Iya..iya, tapi sekarang lepasin talinya dong Aris!” kataku dengan menggerutu karena tanganku sudah pegal dan kaku.
“Nanti saja yach! Sekarang kita mandi
dulu!” ucapnya sambil langsung menggendong tubuhku dan membawa ke kamar
mandi yang berada di samping tempat ranjangku. Tubuhku yang masih lemah
lunglai dengan kedua tangan dan kakiku yang masih terikat itu diletakkan
di atas lantai keramik berwarna krem muda yang dingin tepat di bawah
pancuran shower yang tergantung di dinding.
Setelah itu supirku menyalakan lampu kamar
mandiku dan menyalakan kran air hingga tubuhku basah oleh guyuran air
dingin yang turun dari atas pancuran shower itu. Melihat tubuhku yang
sudah basah dan terlihat mengkilat oleh pantulan lampu kamar mandi lalu
Aris supirku berjongkok dekatku dan kemudian duduk di sampingku hingga
tubuhnya pun turut basah oleh air yang turun dari atas.
Mata supirku yang memandangiku seperti
terlihat lain dari biasanya, dia mulai mengusap rambutku yang basah ke
belakang dengan penuh sayang seperti sedang menyayang seorang anak
kecil. Lalu diambilnya sabun Lux cair yang ada di dalam botol dan
menumpahkan pada tubuhku lalu dia mulai menggosok-gosok tubuhku dengan
telapak tangannya. Pinggulku, perutku lalu naik ke atas lagi ke buah
dadaku kiri dan kemudian ke buah dadaku yang kanan. Tangannya yang
terasa kasar itu terus menggosok dan menggosok sambil bergerak berputar
seperti sedang memoles mobil dengan cairan kits. Sesekali dia meremas
dengan lembut buah dada dan punting susuku hingga aku merasa geli
dibuatnya, lalu naik lagi di atas buah dadaku, pundakku, leherku lalu ke
bahuku, kemudian turun lagi ke lenganku.
“Ah.. mas..” pekikku ketika tangannya kembali turun dan turun lagi hingga telapak tangannya menutup bibir vaginaku.
Kurasakan telapak tangannya
menggosok-gosok bibir vaginaku naik turun dan kemudian membelah bibir
vaginaku dengan jemari tangannya yang lincah dan cekatan dan kembali
menggosok-gosokkannya hingga sabun Lux cair itu menjadi semakin berbusa.
Setelah memandikan tubuhku lalu dia pun
membasuh tubuhnya sendiri sambil membiarkan tubuhku tetap bersandar di
bawah pancuran shower. Usai membersihkan badan, supirku lalu
menggendongku keluar kamar mandi dan menghempaskan tubuhku yang masih
basah itu ke atas kasur tanpa melap tubuhku terlebih dahulu.
“Saya akan bawakan makanan ke sini yach!”
ucapnya sambil supirku melilit handuk yang biasa kupakai kepinggangnya
lalu ngeloyor ke luar kamarku tanpa sempat untuk aku berbicara. Sudah
tiga tahun lebih aku tidak pernah merasakan kehangatan yang demikian
memuncak, karena keegoisan suamiku yang selalu sibuk dengan pekerjaan.
Memang dalam hal keuangan aku tidak pernah kekurangan. Apapun yang aku
mau pasti kudapatkan, namun untuk urusan kewajiban suami terhadap
istrinya sudah lama tidak kudapatkan lagi.
Entah mengapa perasaanku saat ini seperti
ada rasa sedang, gembira atau.. entah apalah namanya. Yang pasti hatiku
yang selama ini terasa berat dan bosan hilang begitu saja walaupun dalam
hati kecilku juga merasa malu, benci, sebal dan kesal. Supirku cukup
lama meninggalkan diriku sendirian, namun waktu kembali rupanya dia
membawakan masakan nasi goreng dengan telor yang masih hangat serta
segelas minuman kesukaanku. Lalu tubuhku disandarkan pada teralis
ranjang.
“Biar saya yang suapin Bu Winie yach!” ucapnya sambil menyodorkan sesendok nasi goreng yang dibuatnya.
“Kamu yang masak Ris!” tanyaku ingin tahu.
“Iya, lalu siapa lagi yang masak kalau
bukan saya, kan di rumah cuma tinggal kita berdua, si Wati kan udah saya
suruh pulang duluan sebelum hujan tadi turun!” kata supirku.
“Ayo dicicipi!” katanya lagi.
Mulanya aku ragu untuk mencicipi nasi
goreng buatannya, namun perutku yang memang sudah terasa lapar, akhirnya
kumakan juga sesendok demi sesendok. Tidak kusangka nasi goreng
buatannya cukup lumanyan juga rupanya. Tanpa terasa nasi goreng di
piring dapat kuhabisi juga.
“Bolehkan saya memanggil Bu Winie dengan sebutan mbak?” tanyanya sambil membasuh mulutku dengan tissue.
“Boleh saja, memang kenapa?” tanyaku.
“Engga apa-apa, biar enak aja kedengaran di kupingnya.”
Kalau saya boleh manggil Mbak Winie,
berarti Bu Winie eh.. salah maksudnya Mbak Winie, panggil saya Bang aja
yach!” celetuknya meminta.
“Terserah kamu saja ” kataku.
“Sudah nggak capai lagi kan Mbak Winie!” sahut supirku.
“Memang kenapa!?” tanyaku.
“Masih kuatkan?” tanyanya lagi dengan senyum binal sambil mulai meraba-raba tubuhku kembali.
Aku tidak memberi jawaban lagi, hanya
menunduk malu, tadi saja aku diperkosanya malah membuatku puas
disetubuhinya apalagi untuk babak yang kedua kataku dalam hati.
Sejujurnya aku tidak rela tubuhku diperkosanya namun aku tidak mampu
untuk menolak permintaannya yang membuat tubuhku dapat melayang-layang
di udara seperti dulu saat aku pertama kali menikah dengan suamiku.
Malaikatpoker.com Agen Poker dan Domino Online Indonesia Terpercaya.
BalasHapusKami memberikan pelayanan yang makasimal 24 jam penuh dengan Support CS kami yang ramah siap melayani anda.
Untuk bermain di Malaikatpoker.com anda cukup deposit minimal 25rb, dan minimal WD juga hanya 25rb.
Kami menyediakan permainan Poker dan Domino dengan meja beragam, mulai dari meja Rp.400,- s/d meja Rp.1jt.
Bank yang kami sediakan BCA, Mandiri, BRI, BNI, CIMB Niaga, BII, Danamo dan Panin Bank
Anda juga bisa deposit dengan Paypal dan Tcash Telkomsel
Jika anda membutuhkan bantuan silahkan Hubungi kami di :
YM : CS.MALAIKATPOKER
BBM : 25F4D3A1
dan Livechat yang kami sediakan di halaman web kami.
Untuk mempercapat proses pendaftaran anda bisa mendaftar melaui link ini : http://www.malaikatpoker.com/?ref=INFOPOKER
foto syur, foto syur terbaru, artis foto hot, koleksi foto toge, foto syur smp, cantik bugi, foto bugilartis, memk tembem, toge foto, foto tante bugi, foto foto toge, kumpulan foto nude, foto syur sma, foto hot di kamar mandi, foto bugilartis indonesia, foto bokep tante tante, foto bugi indonesia, memel tembem, gambar gambar toket, foto bugi tante, kumpulan foto syur artis, photo bokep artis, foto foto bokep hot, foto seksi.com, kumpulan foto hot terbaru, kumpulan foto hot telanjang, jilbab foto hot, kumpulan foto sma, kumpulan gambar toge, sma foto hot, koleksi foto foto hot, foto foto mesum artis, foto telanjang blog, gambar foto tante
BalasHapus➡ Terima Kasih Admin, semoga banyak pengunjungnya dan sukses selalu blognya
BalasHapusCerita yang bagus.. teruskan..
Tumpang Iklan
Abang..janganlah...
Tak nak.. sakit..
>>>Baca Sini Kalau Berani!<<<
Wow Artikelnya HOT Bagus Bagus... Tetap Lanjut... Saya Lg Blogwolking Klo Kerkenan Kunjungi Web Saya... Min... Terimakasih
BalasHapusPUSAT OBAT PEMBESAR PENIS | DISTRIBUTOR VIMAX CAPSULE
Lebih dari 1 juta konsumen vimax puas...!!
Vimax asli adalah revolusioner solusi masalah lelaki yang telah membantu lebih dari 1 juta lelaki untuk mengatasi masalah seksual mereka,aman tanpa efeksamping berbahan herbal alami dan tingkat keberhasilan mencapai 95%
INFO Obat Obat Herbal
Vimax Canada Asli
Vimax izon Asli
Vimax Pembesar Penis
Vimax Murah
Vimax Izon Asli
Vimax Isi 30 Capsul
Pusat Vimax Pembesar Permanen
Vimax Ampuh
Vimax Aman
Vimax Pembesar Vital
Vimax Original
Vimax Bagus
Vimax Canada Terkenal
Distributor Vimax Canada
Pembesar Penis Cepat
Pembesar kelamin Pria
Pembesar Penis Alami
Pembesar Penis Asli
Pusat Pembesar Peni Cepat
Pembesar Penis Aman
Pusat Pembesar Izon4d
Pusat Pembesar Vimax
Pusat Pembesar Penis
Pusat Obat Kuat Tahan Lama
Obat Mengatasi ejekulasi Dini
Obat Pembesar Penis Paten
Distributor Pembesar Penis
PRODUK PRODUK LAINYA ....
Klik Disini www.kedaiobatimport.com
Khusus Dewasa 18+